![]() |
Penerapan kebijakan Zero ODOL (Over Dimension Over Load) |
Penerapan kebijakan Zero ODOL (Over Dimension Over Load) memang jadi topik hangat banget belakangan ini. Jadi, kebijakan ini tuh intinya berusaha untuk mengurangi truk-truk dengan muatan berlebih atau ukuran yang nggak sesuai sama standar jalan raya. Tujuan utamanya sih biar infrastruktur jalan lebih terjaga, lalu lintas lebih lancar, dan pastinya mengurangi potensi kerusakan jalan yang bisa bikin biaya pemeliharaan jadi makin tinggi. Tapi, ada banyak tantangan yang muncul, salah satunya yang paling kerasa adalah dampaknya ke sektor logistik, terutama soal biaya yang bisa naik drastis.
![]() |
Penerapan kebijakan Zero ODOL (Over Dimension Over Load) |
Bayangin aja, truk yang dulu bisa muat lebih banyak barang jadi harus dikurangi muatannya supaya sesuai sama aturan. Nah, ini bisa banget meningkatkan biaya operasional, yang ujung-ujungnya bisa bikin harga barang di pasar juga ikut naik. Kalau harga barang naik, tentu aja inflasi bakal berpotensi naik juga, kan? Makanya, masalah ini perlu banget dibahas serius oleh pemerintah, terutama dengan melibatkan beberapa kementerian terkait, biar solusi yang diambil bener-bener pas dan nggak malah bikin masalah baru.
![]() |
Penerapan kebijakan Zero ODOL (Over Dimension Over Load) |
Selain itu, para pengusaha logistik juga harus siap menghadapi perubahan besar ini. Dengan adanya Zero ODOL, mereka harus mengatur ulang rute pengiriman, waktu tempuh, bahkan cara pengemasan barang biar nggak terlalu membebani armada yang ada. Tapi, ya namanya perubahan pasti ada sisi sulitnya. Penerapan kebijakan ini juga bisa bikin beberapa perusahaan kesulitan, terutama yang punya armada truk besar dengan muatan yang udah berlebih. Maka dari itu, kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta sangat dibutuhkan agar kebijakan ini bisa diterima tanpa merugikan banyak pihak.